SOKOGURU, BANDUNG: Paguyuban Pasundan kembali menunjukkan peran strategisnya dalam membangun Kota Bandung, khususnya di bidang pendidikan.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyebut organisasi budaya ini sebagai salah satu pilar penting dalam mendukung kemajuan pendidikan di kota berjuluk Parisj van Java itu.
Dalam acara Silaturahmi dan Halal Bihalal Idulfitri 1446 H Keluarga Besar Paguyuban Pasundan di Gedung Mandalasaba dr. Djoendjoenan, Sabtu (12/4), Farhan menegaskan bahwa Paguyuban Pasundan memiliki kontribusi nyata yang tak ternilai dalam dunia pendidikan.
Baca juga: Menyelami Kekayaan Budaya Sunda di Saung Cepot, Kota Bandung
Lembaga pendidikan yang berada di bawah naungannya hadir di hampir semua jenjang, dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.
“Saya dan Wakil Wali Kota hadir sebagai bentuk penghormatan atas kiprah luar biasa Paguyuban Pasundan, terutama dalam mencetak generasi penerus lewat dunia pendidikan,” ujar Farhan.
Paguyuban Pasundan Jadi Mitra Konkret Pemkot Bandung
Lebih dari sekadar simbol budaya, Paguyuban Pasundan dinilai telah menjadi mitra konkret Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.
Farhan menyebut, lulusan dari Fakultas Ilmu Pendidikan milik Paguyuban kini telah menjadi bagian dari solusi pemenuhan kebutuhan tenaga pengajar di Kota Bandung.
Baca juga: Melestarikan Warisan Budaya Sunda di Jantung Kota Bandung
“Kami telah menjalin kerja sama dalam pemanfaatan lulusan mereka untuk proses perekrutan guru. Ini adalah kolaborasi nyata antara pemerintah dan lembaga masyarakat,” tambahnya.
Ia berharap kolaborasi ini tidak berhenti, melainkan terus tumbuh dan memperkuat upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kota Bandung.
Dedi Mulyadi: Pembangunan Daerah Berpihak pada Nilai Budaya Lokal
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang turut hadir menekankan pentingnya membangun daerah dengan berpijak pada nilai-nilai budaya lokal.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. (Ist.Pemprov Jabar)
Menurut Dedi, Paguyuban Pasundan bukan sekadar penjaga tradisi, tapi juga harus menjadi ladang lahirnya pemimpin-pemimpin berkarakter.
“Ini bukan soal primordialisme, tapi soal nilai-nilai. Paguyuban harus mampu melahirkan pemimpin yang paham akar budayanya,” tegas Dedi.
Baca juga: Dedi Mulyadi Desak OJK Jabar Lebih Tegas Berantas Pinjol Ilegal dan Bank Gelap
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga lingkungan tanah Sunda dari kerusakan, termasuk ancaman tambang ilegal dan penggundulan hutan.
“Tanah Sunda diciptakan saat Tuhan sedang tersenyum, maka jangan dirusak. Kita semua punya tanggung jawab menjaga anugerah ini,” katanya.
Nilai-nilai leluhur seperti silih asah, silih asih, silih asuh kembali digaungkan sebagai fondasi moral masyarakat Sunda.
Ketua Umum Paguyuban Pasundan, Didi Turmudzi, dalam sambutannya menyampaikan harapan agar pemimpin masa kini tidak melupakan identitas kesundaannya.
Presentasi Nilai Sunda dalam Kebijakan dan Sikap
“Saya ingin pemimpin hari ini punya keberanian dan mampu merepresentasikan nilai-nilai Sunda dalam kebijakan dan sikap,” ungkap Didi.
Senada, Ketua Dewan Pengaping Paguyuban Pasundan sekaligus Anggota Komisi I DPR RI, T.B. Hasanuddin, menyoroti eksistensi Paguyuban Pasundan yang telah berdiri lebih dari satu abad.
Ia menyebut lembaga ini sebagai benteng perjuangan melawan kemiskinan dan kebodohan.
“Paguyuban Pasundan bukan hanya bicara budaya, tapi juga tentang perjuangan sosial. Kita ingin terus mendukung program-program pemerintah yang berpihak pada kesejahteraan rakyat,” ujarnya.
Acara silaturahmi ini turut dihadiri tokoh-tokoh penting nasional, termasuk Jaksa Agung RI, sejumlah menteri, anggota DPR RI, kepala daerah, dan tokoh-tokoh Sunda dari berbagai wilayah Indonesia.
Paguyuban Pasundan sekali lagi membuktikan, bahwa budaya dan pendidikan bisa bersinergi untuk membangun masa depan. (SG-2)